Tagana Indonesia

Sigap Tanggap Terdepan

More About Me...

TAGANA pada hakekatnya adalah wadah berhimpun seluruh kekuatan komponen penanggulangan bencana berbasis masyarakat khususnya dari unsur generasi muda. Kata-kata Taruna memiliki arti generasi muda, dan Kata Siaga memiliki arti segala upaya kesiapsiagaan dalam kondisi apa pun dan kata Bencana adalah tantangan dan masalah yang harus diselesaikan.

Another Tit-Bit...

Tujuan utama pemerintah untuk menyatukan visi, misi dan tindakan dalam penanggulangan bencana dengan menyatukan pada satu Korps yaitu Korps Penanggulangan Bencana Indonesia dengan nama Taruna Siaga Bencana atau TAGANA.

Helikopter TNI AU Meledak

HANCUR Kondisi helikopter jenis Bell 47-B Soloy yang hancur dan hangus terbakar. (kiri). Petugas dari Polres Subang dan TNI AU sedang mengidentifikasi bangkai helikopter yang jatuh di tengah perkebunan tebu Kampung Cilembang, Desa Manasari, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, kemarin.

SUBANG (SINDO) – Helikopter latih jenis Bell 47-B Soloy milik Skuadron 7 TNI AU Lanud Suryadharma Kalijati Subang,jatuh dan meledak sekitar pukul 11.15 WIB,kemarin.Body heli hancur berantakan.

Dalam peristiwa yang terjadi di Kampung Cilembang,Desa Wanasari,Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang tersebut,pilot Lettu (Pnb) Engky Saputra Jaya meninggal dunia dan teknisi Prajurit Dua (Prada) Ridi W mengalami luka bakar serius. Komandan Landasan Udara (Danlanud) Suryadharma Kalijati Subang Letkol Pnb Ras Rendro Bowo mengatakan, heli jenis Bell 47-B Soloy dengan nomor register H-4712 itu diterbangkan oleh Pilot Lettu (Pnb) Engky Saputra Jaya NRP 527020 dan seorang teknisi Prada Ridi dengan NRP 536325 dari Lanud Suryadharma Kalijati sekitar pukul 10.31 WIB.Kedua awak heli tersebut sedang melakukan latihan.

Menurut dia, heli terjatuh di lokasi yang berjarak sekitar 12 mil dari Lanud Surya Dharma Kalijati.”Mereka baru melaksanakan training profesiensi. Biasa dalam kegiatan satu latihan melakukan itu. Heli diawaki oleh Pilot Lettu Engky, dia meninggal. Sedangkan teknisi Prada Ridi, kami evakuasi ke rumah sakit,” kata Letkol (Pnb) Ras Rendro Bowo kepada wartawan seusai evakuasi bangkai heli nahas itu kemarin. Dia menjelaskan, pihaknya belum tahu penyebab pasti jatuhnya helikopter tersebut. Saat ini,Mabes TNI AU melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan itu. Namun, menurut Ras, sebelum terbakar, helinahastersebutsempat meledak dua kali.

” Dari keterangan warga, ada ledakan dua kali,tapi kepastiannya kami belum tahu dari mana.Saat kejadian itu, cuaca cerah, tidak ada masalah. Untuk kepastian penyebabnya sedang dalam penyelidikan oleh tim investigasi dari Mabes TNI AU,” tegas dia. Kendati demikian, lanjut Ras, kondisi heli yang diterbangkan oleh anggotanya itu telah berusia 30 tahun. Helikopter latih itu dibeli dari Amerika Serikat pada 1978.Kemudian dilakukan modifikasi pada 1984 di Australia.Usia yang cukup tua tersebut tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu penyebab helikopter jatuh dan terbakar.

” Bisa dihitung kalo buatan tahun 1978, kirakira seperti apa,”imbuh Ras. Berdasarkan informasi yang dihimpun SINDO di lokasi kejadian,helikopter latih diperkirakan terbang dengan ketinggian rendah. Hal ini dibuktikan dengan putusnya kabel listrik sepanjang 1.300 meter yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi terbakarnya heli. Saat peristiwa itu, heli diperkirakan hendak menuju Lanud Suryadharma Kalijati Subang. Seorang saksi mata,Wasna, 45, petani setempat menuturkan, sebelum terjatuh dan terbakar di kebun tebu,heli sempat meledak dua kali.

Setelah mendengar ledakan,dia langsung menuju lokasi suara ledakan. Saat heli terbakar,posisi Wasna berjarak sekitar 100 meter dari lokasi.”Waktu heli jatuh, saya sedang di sawah.Nggaklama kemudian, terdengar suara ledakan.Saya langsung ke sana. Ternyata sudah terbakar,” ujar Wasna. Jatuhnya heli jenis Bell 47 B-Soloy ini menyedot perhatian ratusan warga setempat yang ingin melihat dari dekat. Kerumunan warga di lokasi jatuhnya heli mengakibatkan proses evakuasi sempat terganggu.

Untuk menjaga keamanan dan kelancaran proses evakuasi,puluhan petugas dari TNI AU bersenjata laras panjang melakukan penjagaan dari jarak 30 meter. Bangkai heli baru berhasil dievakuasi sekitar pukul 13.30 WIB.Selanjutnya,bangkai heli tersebut dibawa ke Lanud Suryadharma Kalijati menggunakan kendaraan bak terbuka milik Lanud Suryadharma di bawah pengawalan Skuadron 7 Suryadharma. Komandan Sub Denpom Subang Kapten CPM Deddy Heryanto menyebutkan,kondisi tubuh korban Lettu (Pnb) Engky Saputra Jaya cukup mengenaskan.

Kedua kaki Engky, habis dilalap si jago merah. ” Saat kami tiba di lokasi, kondisi korban meninggal dengan kondisi dua kaki terbakar habis, hanya tinggal badannya saja.Sedangkan yang satunya lagi masih bisa diselamatkan dan langsung dilarikan ke RS PTPN VIII,”ujar Dan Sub Denpom Subang Kapten CPM Deddy Haryanto kepada SINDOdilokasikejadiankemarin. Dia memperkirakan,Prada Ridi berhasil menyelamatkan diri dengan cara melompat dari helikopter nahas itu.

Prada Ridi sempat dilarikan ke RS PTPN VIII Subang,tapi sekitar pukul 13.30 WIB dia dirujuk ke RS TNI AU Salamun, Jalan Ciumbulleuit,Kota Bandung. Penyebabnya, petugas RS PTPN VIII teknisi helikopter TNI AU nahas ini mengalami luka bakar tingkat II atau 45% tubuhnya terkena jilatan api. Sementara itu,dokter jaga RS TNI AU Salamun, dr Regi PA mengungkapkan,saat tiba sekitar pukul 14.45 WIB,kondisi korban stabil dan sadar. Korban langsung dirawat intensif di ruang intensive care unit (ICU). Dia optimistis,tim medis RS TNI AU Salamun mampu menyelamatkan korban. ” Sekujur tubuh korban, kecuali kepala dibalut perban.

Luka bakar paling parah terdapat di bagian tangan dan kaki.Kami masih mengobservasi korban sambil menunggui kedatangan dokter ahli bedah dr Dede Sukenda.Dalam waktu dekat korban akan menjalani bedah plastik,” ungkap Regi. Hingga kemarin sore, jenazah Engky Saputra Jaya masih disemayamkan di Hanggar 7, Lanud Suryadharma Kalijati Subang. Iriana, 23, istri Engky,meminta suaminya dimakamkan di Kota Malang, Jawa Timur.KorbanEngkymeninggalkan seorang istri dan satu anak yang masih berusia dua bulan. Kapolres Subang Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sugiyono menegaskan pihaknya pun membantu penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.

” Saksi yang diperiksa di antaranya warga sekitar,” kata Kapolres Sugiyono. Sedangkan Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsekal Pertama Chairuddin Ray mengungkapkan, kecelakaan pesawat heli milik TNI AU jenis Bell- 47B Soloy diduga akibat cuaca yang kurang baik.Untuk memastikan penyebab kecelakaan,Mabes TNI AU membentuk tim Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Terbang (PPKPT) ”Apakah akibat human error atau karena mesin pesawat, kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Tim itu akan melakukan pengumpulan data dan fakta di lapangan,”ujar Chairuddin. Disinggung usia heli yang cukup tua, Chairuddin Ray menambahkan, pesawat itu telah sesuai prosedur layak terbang sehingga boleh digunakan. ”TNI AU mengutamakan keselamatan guna menghindari kecelakaan,” tandas dia. Sementara Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Sumarjono mengingatkan jajarannya agar teliti memeriksa kondisi teknis alat utama sistem persenjataan (alutsista).

” Agar selalu dalam kondisi siap. Kami harus memahami secara tepat dan benar pengoperasiannya. Intensifkan latihan guna mempertajam kadar profesionalisme prajurit secara bertahap, bertingkat dan berlanjut,” tegas Sumarjono dalam amanatnya yang diterima SINDO,kemarin. PengamatMiliterMT Arifin berpendapat, sering terjadinya kecelakaan pesawat TNI, lebih disebabkan faktor pesawat telah berusia tua.Namun, dalam pengoperasiannya sebuah pesawat sering dipaksa menempuh jarak teritorial yang kurang diperhitungkan.

”Pesawat angkutan umum saja kalau sudah tua harus diperhitungkan, apalagi untuk pesawatTNI,” ujar Arifin. Dia melanjutkan, pemaksaan menggunakan pesawat berusia tua ini erat kaitannya dengan mekanisme anggaran yang tidak jelas dalam sistem pertahanan di negara ini. Secara umum,anggaran yang dialokasikan untuk pertahanan sangat tidak sesuai dengan teritorial yang harus dipertahankan. ”Teritorial negara kita itu sangat luas, tapi kenapa tidak ada rancangan yang memadai untuk anggaran pertahanan?” tanyanya.

Untuk meminimalisir kecelakaan itu, ujar Arifin, pemerintah harus membuat rancangan yang jelas dan menetapkan secara tepat prioritas pertahanan yang harus dipenuhi. Dengan begitu, jika anggaran tidak memadai,ada standar minimal yang terpenuhi. ” Harus jelas, prioritas pertahanan dalam 10 tahun ke depan.Kalau tidak,TNI hanya akan terus menerus menggunakan pesawat tua yang sangat rentan kecelakaan.Padahal, kalau itu untuk peralatan perang, harusnya yang masih fresh,” pungkas Arifin.
Untuk meminimalisir kecelakaan itu, ujar Arifin, pemerintah harus membuat rancangan yang jelas dan menetapkan secara tepat prioritas pertahanan yang harus dipenuhi. Dengan begitu, jika anggaran tidak memadai,ada standar minimal yang terpenuhi. ” Harus jelas, prioritas pertahanan dalam 10 tahun ke depan.Kalau tidak,TNI hanya akan terus menerus menggunakan pesawat tua yang sangat rentan kecelakaan.Padahal, kalau itu untuk peralatan perang, harusnya yang masih fresh,” pungkas Arifin.

Sumber : Koran Sindo

Banjir Tewaskan Tiga Warga

Banjir bandang di Jatim memakan korban.Tiga nyawa bahkan telah melayang,sementara luapan air dari hari ke hari terus meluas.

Tiga korban tewas itu adalah Sunarti,43,Desa Mayangrejo, Kec Padangan, dan Karsim, warga Desa Geger, Kec Kedungadem, Bojonegoro. Keduanya tewas setelah hanyut terseret luapan air bah Bengawan Solo. Satu korban tewas lain adalah Sri Mukayanah, 30,warga desa Putih,Kec Gampengrejo, Kab Kediri, yang jatuh ke sungai anak Sungai Brantas di dekat kawasan PT Gudang Garam. Jais, 40, warga Desa Mayangrejo menceritakan, Sunarti awalnya mencari kayu bakar di tepi sungai.Apes,karena terpeleset, tubuhnya seketika ditelan gulungan air.

”Arus yang sangat deras membuat kami yang hendak menolong tidak bisa berbuat apapun,” katanya kemarin. Jasad korban ditemukan sekitar pukul 12.30 WIB.”Korban sudah kita temukan dan langsung kita serahkan kepada keluarga,” tegas Kapolsek Kalitidu AKP Paiman. Nahas yang sama juga menimpa Karsim.Awalnya, dia diketahui berenang di salah satu anak Sungai Bengawan Solo. Tanpa terduga, arus besar dari sungai utama Bengawan Solo menerjang.

Dia pun terseret dan akhirnya ditemukan tewas. Pantauan di lapangan, air Sungai Bengawan Solo terus naik. Di papan duga yang berada di samping pasar Kota Bojonegoro, ketinggian air terus menanjak.Pada pukul 01.00 WIB dini hari, ketinggian mencapai 14.92 Phielscaal. Namun pada pukul 09.00 WIB, air sudah mencapai 15.02 Phielscaal dan setinggi 15.15 Phielscaal pada pukul 13.00 WIB.“Kami memperkirakan ketinggian air akan terus naik,” Ketua Satgas Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemkab Bojonegoro Pujiono kemarin.

Akibat melonjaknya air, ribuan rumah terendam air.Terutama rumah-rumah yang berada di bantaran sungai, seperti di Desa Ngablak,Kec Dander; Desa Ledok Wetan, Ledok Kulon,Kec Bojonegoro Kota; hingga Desa Kalirejo, Kec Kapas, air menggenang setinggi 50 cm hingga 1 meter. Meski demikian,warga belum banyakyangmengungsiseperti pada banjir Januari lalu. Dari laporan Tagana dan Satgas PBP, sejauh ini hanya 50 kepala keluarga (KK) warga Desa Kuncen dan Sidorejo, Kec Kalitidu, yang mengungsi di pendopo Kecamatan Kalitidu.

Sementara itu,warga korban lainnya masih bertahan di rumah.Satgas PBP juga sudah menyiagakan perahu karet untukmelakukan evakuasi jika dibutuhkan. “Saat ini, Kecamatan Kalitidu dan Kanor sudah minta karung sak untuk menahan air,”katanya. Kecamatan yang terendam air di antaranya, Kecamatan Margomulyo,Ngraho, Padangan, Kasiman, Purwosari, Kalitidu, Malo,Trucuk, Dander, Bojonegoro Kota, Kapas,Balen,Kanor,dan Baureno. Meski tidak seluruh wilayah terendam air, luapan sungai mengakibatkan aktivitas pendidikan terganggu.

Satgas PBP sendiri belum bisa menunjukkan data pasti, terkait sekolah yangdiliburkan. Penelusuran SINDO,salah satu sekolah yang terpaksa meliburkan proses belajar mengajar adalah Madrasah Tsanawiyah (Mts) Yayasan Pendidikan Hidayatul Atfal (YPIHA) di Desa Kalirejo, Kec Kapas.Sedikitnyaempat kelas terendam air setinggi 50 cm, sehingga terpaksa siswa diliburkan.“Air datang tadi malam.Karena air memenuhi sekolah, kami terpaksa meliburkan siswa,” kata Kepala Sekolah Rinjani.

Dia berharap banjir segera surut karena siswa MTs akan menggelar ujian semester pada 14 April mendatang, sehingga membutuhkan bimbingan belajar yang lebih. “Kalau genangannya lama, kami akan meminta pemerintah desa untuk meminjamkan balai desa untuk proses belajar mengajar siswa,”katanya. Warga yang menjadi korban banjir di kawasan Kota Bojonegoro sendiri, hingga kini masih belum mengungsi. Mereka hanya menyelamatkan barang-barang berharga dan ternak mereka ke pinggir jalan yang masih kering. Mereka yakin banjir tidak akan bertahan lama.“Semoga saja cepat surut,”kata Darmo.

Banjir Besar Terjang Blora

Banjir kembali melanda Kab Blora, dini hari kemarin. Sebanyak 3.352 rumah terendam akibat Sungai Bengawan Solo meluap.

Banjir yang menggenangi ribuan rumah warga ini adalah yang ketiga kalinya dalam empat bulan terakhir. Banjir kali ini merendam 21 desa di tiga kecamatan.Wilayah yang cukup parah terendam banjir adalah di Kec Cepu.Di wilayah ini, sebanyak 2.174 rumah di sembilan desa terendam hingga mencapai 2 meter.Sementara di Kec Kradenan,ada sekitar 650 rumah di lima desa terendam. Disusul Kec Kedungtuban dengan 528 rumah yang terendam di tujuh desa. Di Kec Cepu,genangan air paling parah di Dukuh Balun Gendeng,Desa Balun 2 meter.

Sedang di Kec Kedungtuban, desa tergenang paling parah beradadiJimbungdanPanolan dengan ketinggian mencapai 1 meter.Sedang di Kec Kradenan rata-rata genangan air setinggi di atas lutut orang dewasa. Sarto, 37, salah seorang warga Dukuh Balun Gendeng, Desa Balun,Kec Cepu mengatakan, ketinggian air mencapai puncaknya sekitar pukul 00.10 dini hari kemarin. Selain hujan deras, banjir juga akibat Sungai Bengawan Solomeluap.”Airdatangcepat sekali.

Dalam hitungan beberapa jam saja air sudah menggenangi rumah dengan ketinggian mencapai dada orang dewasa,” ujarnya kemarin. Kantor Kecamatan Cepu mencatat, sebanyak 2.174 rumah warga terendam dan ribuan warga harus mengungsi di beberapa tempat,seperti bantaran rel sekitar Stasiun Cepu, Plaza Cepu dan Sasana Suko. ”Walau sudah mulai surut tapi kita masih waspada karena arus air di rumah-rumah warga masih deras.Parahnya lagi daerah Ngawi,Jawa Timur katanya masih hujan terus,” ujar Camat Cepu Slamet Wiryanto kepada SINDO saat memantau banjir di Desa Balun, Kec Cepu, kemarin.

Saat ini, kata dia, Tim Sar gabungan dari Sarda Pemprov Jateng, Bahari Rescue Yogyakarta dan Tim Sar dari Kantor Pol PP, Tagana setempat, Kesbang dan Linmas Kab Blora terus disiagakan untuk melakukan evakuasi warga. Pihaknya juga menyiapkan beberapa posko meliputi dapur umum dan posko kesehatan. ”Mereka terus disiagakan selama 24 jam,”ujarnya. Walau belum diketahui secara pasti, tapi diperkirakan kerugian akibat banjir kali ini mencapai ratusan juta rupiah.

Beruntung,ribuan hektare sawah di Kec Cepu rata-rata sudah sudah dipanen sehingga kerugian lebih besar bisa ditekan. Camat Kradenan Anang Sri D mengatakan,dibanding banjir akhir Desember tahun lalu, jumlah rumah terendam di wilayahnya lebih sedikit yakni sekitar 650 rumah.”Hanya sekitar 40 % dibanding banjir kemarin,”ujarnya. Bupati Blora, RM Yudhi Sancoyo dan jajaran Muspida, kemarin (11/3) ikut menyerahkan bantuan berupa beras dan sembako kepada korban banjir di tiga kecamatan tersebut.

Sementara itu, kalangan anggota DPRD Jateng mendesak pemprov segera membentuk desk khusus untuk menangani banjir. Desk ini penting karena bencana banjir telah melanda sebagian besar wilayah Jateng dengan kerugian mencapai triliunan rupiah. ”Bencana banjir di Jateng terjadi setiap tahun,namun anehnya pemprov seperti tidak melakukan langkah kongkret untuk menanganinya,” terang Sekretaris Komisi D DPRD Jateng Riza Kurniawan seusai rapat paripurna Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Jateng akhir tahun anggaran 2007 di Gedung DPRD Jateng,kemarin.

Dia menegaskan,pembentukan desk tersebut tidak harus menunggu awal tahun depan, atau perubahan anggaran. Sebab,tim bisa menggunakan dana melalui mekanisme mendahului anggaran. Caranya, pemprov segera mengajukan surat ke gubernur yang menyatakan bahwa pemprov membutuhkan anggaran untuk tanggap bencana, yang sifatnya mendesak. Sementara, dalam LKPJ yang disampaikannya di ha-dapan Dewan,Gubernur Jateng Ali Mufiz menilai kondisi prasarana jaringan irigasi yang menjadi kewenangan provinsi secara umum menunjukkan kinerja baik.

Dia mengungkapkan, saat ini irigasi di bawah kewenangan pemprov, 72% dalam kondisi bauik, 25 % rusakringan, dan3% rusakberat. ”Pelaksanaan program pengendalian banjir yang intensif juga telah mampu mengurangi luas genangan pemukiman sekitar 90,58%,”jelas dia.

Sumber : Koran Sindo

2.000 Rumah Terendam Banjir

Tagana,Bandung(12/3) Sekitar 2.000 rumah di Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot,Kabupaten Bandung, terendam banjir. Korban banjir yang diakibatkan Sungai Citarum meluap itu sebagian besar berada di Kelurahan Andir sekitar 1.600 rumah yang dihuni sekitar 4.440 jiwa.

Sisanya di Kelurahan Baleendah dan Bojongmalaka di sekitar bantaran Sungai Citarum. “Banjir mulai menggenangi rumah penduduk sejak Senin (10/3) malam sekitar pukul 23.00 WIB dengan ketinggian 10- 120 cm.Namun hingga saat ini warga belum mengungsi,”kata Lurah Andir Mochamad Usman kemarin. Menurut dia, lokasi banjir paling parah terjadi di RW 09 dan RW 13 dengan jumlah rumah yang terendam mencapai 900-an rumah.

Pasalnya, lokasi itu paling rendah dibanding perumahan lainnya.Selain itu,banjir juga sempat memutus jalur transportasi antara Baleendah– Rancamanyar sepanjang 2 km akibat terendam banjir setinggi 60 cm. Banjir luapan sungai itu pun merendam empat unit masjid dan sebuah sekolah dasar. Penduduk,karyawan, dan pekerja yang akan masuk kerja, terpaksa harus berbasah-basah melintasi genangan banjir. “Bila hujan terus turun di kawasan hulu Citarum, kemungkinan besar banjir akan lebih besar lagi,”kata Bunyamin salah seorang penduduk Kelurahan Andir Baleendah.

Selain itu, hujan deras yang melanda Kabupaten Bandung wilayah selatan sejak Senin (10/03) hingga kemarin juga mengakibatkan ratusan rumah di Kampung Bojong Citepus, Desa Cangkuang Wetan,Kecamatan Dayeuhkolot, terendam. Dari pantauan SINDO,pada pagi hari ketinggian air mencapai 30–75 cm, bahkan hampir mencapai satu meter. Hingga sore kemarin, ketinggian air yang menggenangi sejumlah rumah warga masih mencapai 30 cm. Sedikitnya 250 rumah yang terendam di kampung ini. Sebagian warga ada memilih untuk tidak menempati rumahnya yang terendam sejak sore hingga malam hari.

Untuk sementara mereka terpaksa mengungsi ke rumah sanak-saudaranya yang tidak tersentuh banjir. Banjir terparah menimpa RT 01, 02, dan 04 di RW 09, Kampung Bojong Citepus di mana sekitar 70 rumah terpaksa mulai ditinggalkan penghuninya lantaran ketinggian air sudah mencapai 50 cm. Menurut Ishak, 50, warga Kampung Bojong Citepus, banjir mulai menyambangi rumahnya sejak Senin (10/03) sekitar pukul 19.00 WIB.Ketinggian air mencapai puncaknya pada pukul 23.00 WIB dan merendam rumah Ishak yang berada di sisi Sungai Cita hingga mencapai 50 sentimeter.

Hingga sore kemarin, rumah Ishak masih terendam sekitar 30 cm. Dia mengatakan, biasanya rumah warga yang terendam banjir mendapat bantuan penyedotan air. Kepala Sekolah SD Negeri Mekarsari, Nina Rosita mengatakan, pihak sekolah terpaksa meliburkan semua siswa lantaran seluruh ruang kelas hingga kemarin masih terendam sekitar 30cm.

Sumber : Koran SINDO

Kapal Tongkang Bosowo Tabrak Tanker

Satu kapal tongkang menabrak satu kapal tanker di Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (9/3). Insiden ini bermula saat kapal tongkang mogok dan ditarik oleh satu tug boat. Tetapi menjelang bersandar, cuaca buruk dan derasnya arus laut mengakibatkan kapal tongkang menabrak kapal tanker milik Pertamina.

Tak ada korban jiwa dalam insiden itu. Tapi akibat bertabrakan dengan kapal tanker, posisi kapal tongkang nyaris tenggelam. Derasnya arus di Selat Bali dan muatan tongkang yang berisi 70 ribu ton semen semakin menyulitkan proses evakuasi. Padahal, pihak pelabuhan setempat sudah mengerahkan tiga kapal tub boat.

Sementara itu, saat insiden tabrakan terjadi tanker milik Pertamina dalam keadaan kosong. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak Pertamina dan Syahbandar Tanjung Wangi Banyuwangi terkait insiden ini

Update :
Kapal tongkang yang menabrak tanker milik Pertamina belum dievakuasi hingga Senin (10/3) siang, karena terbatasnya peralatan. Tongkang yang nyaris tenggelam itu masih berada di Dermaga Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, atau sekitar 100 meter dari bibir pantai. Pihak Syahbandar Pelabuhan Tanjung Wangi tengah menyelidiki penyebab pasti tabrakan tersebut. Kapal tongkang bermuatan semen Bosowa menabrak tanker Pertamina saat hendak bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, semalam. Diduga, tongkang tak mampu menahan derasnya arus karena cuaca buruk. Beruntung, tanker dalam keadaan kosong sehingga tidak terjadi ledakan. Namun, kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah dlaam musibah itu .

Sumber : Liputan6.com